Pentingnya nutrisi bagi kesehatan dan pertumbuhan

Sering kali sering kali kita lebih memilih makanan yang menyenangkan lidah kita tanpa memperhatikan nutrisi ataupun bahaya dari makanan tersebut. Apakah makanan tersebut sudah mencukupi nutrisi harian yang dibutuhkan, pada umumnya banyak orang kurang memperhatikan.

Kecukupan gizi pada anak-anak adalah tanggung jawab dari orang tua. Karena dengan mencukupi gizi makanan, kesehatan anak akan terjaga, anak yang sehat akan bertumbuh dengan baik.

Bahkan bila kita sebagai orang tua lalai, cukup banyak kasus anak bisa meninggal dunia karena kekurangan gizi. Berikut ada cuplikan artikel dari kompas, dimana bocah 6 tahun meninggal dikarenakan kekurangan gizi.


Sumber artikel : kompas.com
Gizi buruk kembali menelan korban. Kali ini korbannya adalah Ridwan, bocah 6 tahun.

Dia menghembuskan nafas terakhir pada Jumat (18/7/2014) pagi, karena kondisinya yang terus memburuk hampir empat tahun ini.

Isak tangis mewarnai kepergian Ridwan di rumah kontrakannya yang bercat biru di Jalan Swasembada Barat 7 Rt 15 Rw 09, Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Rukmini, ibunda Ridwan mengungkapkan bahwa kondisi anaknya melemah sejak berusia dua tahun. "Kemarin kondisi terakhir kakinya tidak bisa lurus," kata Rukmini ditemui di kediamannya.

Sebelum meninggal, Ridwan sempat dirawat selama tiga pekan di Rumah Sakit Koja. "Katanya radang tenggorokan kronis kemarin, kalau gizi buruknya memang sudah lama," ucap Rukmini.

Ridwan juga sempat dirawat selama sepekan di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Koja. Setelah itu, lanjut ia, kondisi Ridwan sempat membaik dan dipindahkan ke ruang perawatan anak.

Selvi, tetangga Ridwan, turut menaruh prihatin dengan kondisi Ridwan. Menurutnya, Ridwan sudah lama menderita gizi buruk. "Sakitnya sudah lama, tapi kemarin pas dirawat di rumah sakit kondisinya parah banget, nasi sampai tidak bisa masuk, tangannya bengkak-bengkak, sudah tiga minggu dirawat juga tidak ada perubahan," kata Selvi.

Selama ini, kata Selvi, ia sering menunggui Ridwan saat berada di rumah sakit karena orang tua Ridwan yang tidak sempat menunggui anaknya. Ia mengungkapkan bahwa orang tua Ridwan berasal dari keluarga yang tidak mampu. Ibunya bekerja sebagai buruh cuci dan bapaknya bekerja sebagai juru parkir.

Kata Selvi, Ridwan juga sudah sering mendapatkan bantuan dari posyandu, puskesmas, kelurahan, kecamatan, dan wali kota.

"Berbagai pihak itu sudah berkali-kali datang dan gratis semua, memang bawaan bayi, kondisi badannya sudah kecil," ucanya.

Sementara itu Kepala Puskesmas Kebon Bawang, dr Yanti yang selama ini menangani Ridwan membenarkan Ridwan sudah mengalami gizi buruk sejak usia dua tahun. Saat mengetahui kondisi tersebut, puskesmas langsung memberikan makanan tambahan (PMT) untuk Ridwan.

"Saya bertemu Ridwan pas usia 2 tahun setengah, kondisinya memang sudah gizi buruk. Kami beri PMT susu juga, tapi mulai Mei 2010 orang tuanya sudah tidak ambil lagi, padahal sudah jatahnya. Alasannya karena anaknya tidak suka," ujarnya.

Kemudian, lanjut Yanti, ia kembali menangani Ridwan pada Agustus 2010. "Kembali kami berikan PMT dan susu, tapi ibunya menolak, alasannya ya karena anaknya tidak doyan."

Ia juga sangat menyayangkan dengan sikap orang tua Ridwan selama ini yang menolak agar Ridwan dirawat di Rumah Sakit koja. Padahal pada saat usia 3 tahun kondisi Ridwan sudah tidak bisa berjalan.

"Sudah kami buat rujukan, tapi ibunya nolak alasannya tidak ada yang menunggu di rumah sakit, karena dia sibuk bekerja sebagai buruh cuci," kata Yanti.

Bahkan, lanjut Yanti, berbagai pihak sudah berusaha turun tangan menyelamatkan Ridwan. "Kelurahan mau sempat kasih uang, wali kota juga kasih sumbangan, tapi dia tetap menolak untuk dirujuk," ucapnya.

Meski demikian, kata Yanti, selama ini jajarannya tetap terus berkoordinasi untuk memantau kondisi Ridwan melalui posyandu. Selamat jalan Ridwan semoga kamu tenang di sana.